Korannusantara.id, Lima Puluh Kota – Aktivis Pemuda Islam, Benny Ario, memberikan apresiasi kepada Kapolres Lima Puluh Kota, AKBP Syaiful Wachid atas pelaksanaan kegiatan kepolisian yang merangkul masyarakat secara langsung di sejumlah nagari. Kegiatan ini dinilai sebagai bentuk pendekatan humanis yang mampu mempererat hubungan antara institusi kepolisian dan masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung di lima nagari—Nagari Banja Loweh, Nagari Maek, Baruah Gunuang, Sungai Naniang, dan Koto Tangah, Kecamatan Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota—melibatkan jajaran Polres dalam mendengar aspirasi, keluhan, serta harapan warga secara terbuka dan dialogis.
“Langkah ini merupakan contoh teladan bagi aparat negara. Pendekatan yang dilakukan tidak hanya mengutamakan ketertiban, tapi juga nilai-nilai silaturahmi dan tanggung jawab sosial, sebagaimana diajarkan dalam ajaran Islam,” ujar Benny Ario, dalam pernyataan tertulis kepada media, Senin (26/5/2025).
Ia juga mengapresiasi keberanian Kapolres dalam menyentuh isu-isu yang sensitif namun relevan, seperti premanisme berkedok ormas, kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, serta potensi konflik sosial akibat perbedaan pandangan di masyarakat.
Menurut Benny, pendekatan persuasif dan preventif semacam ini harus menjadi pola kerja yang berkelanjutan, bukan hanya kegiatan seremonial.
“Ia menegaskan bahwa menjaga keamanan bukan semata tugas aparat, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat, termasuk pemuda,” tegasnya.
“Pemuda Islam memiliki peran penting dalam menjaga kondusivitas lingkungan. Ini saatnya kita ambil bagian, menjadi mitra strategis negara dalam membangun harmoni dan mencegah perpecahan,” tambahnya.
Benny juga mendorong agar seluruh elemen masyarakat tidak ragu menjalin komunikasi dengan kepolisian melalui Bhabinkamtibmas atau saluran resmi lainnya, apabila ada potensi gangguan kamtibmas di lingkungan masing-masing.
“Maka untuk itu, Benny menyampaikan harapan agar model pendekatan yang dilakukan Polres Lima Puluh Kota dapat direplikasi di daerah lain sebagai bentuk reformasi pelayanan publik yang lebih akrab, terbuka, dan berorientasi pada kemaslahatan umat,” tutupnya. (red)