KoranNusantara.id–Medan, Forum diskusi yang diselenggarakan oleh Diagram Indonesia Centre (DIC) mengangkat tema Peluang dan Tantangan dalam membangun Sumatera Utara Kedepan pada hari Rabu, 17/07/24 di 39 Cafe Jalan Tuamang Kecamatan Medan Tembung.
Diskusi yang di moderatori oleh Fahmi Sabari yang merupakan editor pikiran rakyat sumut menghadirkan beberapa narasumber yaitu Muhammad Husni Dari Ketua Tani Merdeka Sumatera Utara, Raden Deni Atmiral Pengamat Politik dari UISU serta Ahmad Sampurna Pengamat Komunikasi Birokrasi.
Sekretaris Eksekutif Diagram Indonesia Centre Taufiq Hidayah Tanjung dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini adalah kegiatan diskusi yang bertujuan untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan ide ide untuk membangun Sumatera Utara kedepan
“Sebentar lagi Sumatera Utara akan mengadakan pemilihan kepala daerah tepatnya 27 November 2024, tentu sebagai masyarakat Sumatera Utara kita harus memiliki tanggung jawab moral dalam kemajuan Sumatera Utara, harapannya dari forum ini akan lahir ide dan gagasan program prioritas dalam membangun Sumatera Utara Kedepan yang nantinya akan kita serahkan ke Seluruh Calon Gubernur yang akan bertarung dalam pilkada ini”. Ujarnya.
Muhammad Husni Selaku ketua Tani Merdeka Sumut mengatakan salah satu isu yang sangat penting yang harus diprioritaskan pemerintah Sumatera Utara Kedepan adalah isu ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
“Kesejahteraan petani menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi pemerintah Sumatera Utara, saat ini kita melihat masih banyak petani yang hidupnya masih belum sejahtera hal ini dikarenakan tidak ada fokus pembinaan dari pemerintah daerah dalam pendampingan petani. Selama ini tugas petani hanya menanam dan memanen tapi tidak bisa menentukan harga jual karena tidak ada kontrol dari masyarakat, kami dari tani merdeka Sumatera Utara siap mendampingi pemerintah Sumatera Utara Kedepan untuk mensejahterakan petani demi menjaga ketahanan pangan di Sumatera Utara”.
Sedangkan narasumber lainnya Raden Deni Atmiral menjelaskan Dalam situasi politik hari ini, Sumatera Utara butuh pemimpin yang energik serta pemimpin yang memiliki daya akses yang cukup luas.
“Dengan permasalahan yang cukup kompleks Sumatera Utara tidak bisa dipimpin oleh kepala daerah yang biasa biasa, Sumatera Utara butuh pemimpin yang energik dengan daya akses yang cukup luas, karena dengan segala keterbatasan yang dimiliki pemerintah provinsi dengan diberlakukannya otonomi daerah tentu sangat dibutuhkan sentuhan pemerintah pusat dalam menjawab tantangan permasalahan yang ada di Sumatera Utara, Sumatera Utara memiliki permasalahan yang cukup kompleks mulai dari pendidikan, kesehatan, konflik agraria dan lainnya untuk menjawab permasalahan ini tentu butuh energi besar dan itu tidak bisa dilakukan hanya berharap dari pemerintah daerah dan sosok itu yang hari ini saya lihat ada di Bobby Nasution. Tegasnya
Lebih lanjut pengamat komunikasi birokrasi Ahmad Sampurna menilai dalam teori pembangunan hal yang paling penting diperhatikan adalah komunikasi birokrasi yang artinya komunikasi yang dilakukan secara massive dan tersistematis.
” Membangun Sumatera Utara Kedepan tidak bisa dilakukan tanpa adanya koordinasi tersistematis, dalam teori pembangunan hal yang harus dimiliki oleh pemerintah daerah dalam komunikasi birokrasi yang artinya komunikasi yang dilakukan secara massive mulai dari pimpinan pusat sampai daerah yang terlaksana secara sistematis, mustahil pembangunan akan terwujud jika komunikasi dengan pemerintah pusat itu terputus. Sebagai contoh hari ini kota Medan yang kita lihat dimana mana terjadi pembangunan hal ini tentu sangat positif walau ada beberapa masyarakat mengeluh karena macat dan sebagainya ya itu hal wajar karena masih dalam pembangunan, seperti kita sedang renovasi rumah yang wajar jika kondisi rumah kita masih berantakan tapi ketika sudah selesai kita akan sama sama menikmati hasilnya”.
Dalam kesempatan yang sama Sampurna juga mengatakan jika pembangunan di Sumatera Utara nanti hanya mengandalkan PAD saja saya pastikan Sumatera Utara akan tetap seperti saat ini. Tutupnya
Adapun yang menghadiri diskusi ini ada beberapa elemen organisasi masyarakat seperti DPW Rampai Nusantara Sumatera Utara, Relawan Getar Kota Medan, Srikandi Tani Merdeka, Ketua DPC Kabupaten/Kota Tani Merdeka SE Sumatera Utara dan mahasiswa dari beberapa kampus di kota Medan .