Jakarta – Nama Dr. Drs. Nikson Nababan, M.Si masuk dalam bursa kandidat kuat Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) di Pilgubsu 2024. Namun, berbagai isu klasik mulai dimunculkan oleh segelintir oknum kelompok yang tidak siap bersaing secara sehat, ide dan gagasan.

Menanggapi hal tersebut, Aktivis Muda Nasky P Tandjung, menilai itu isu murahan yang selalu dimunculkan dalam setiap momen konstestasi politik oleh pihak-pihak yang tidak siap bersaing secara sehat, ide dan gagasan. Namun, ayo sama-sama kita lihat rekam jejak (track record) dan fakta-fakta yang muncul dari tindakan dan kebijakan Nikson Nababan selama 10 tahun menjadi Bupati Tapanuli Utara membuktikan bahwa dia adalah sosok figur yang toleran dan moderat.
“Nasky menuturkan isu agama yang dimunculkan dalam setiap pemilihan kepala daerah tak lagi relevan. Semestinya, seorang calon kepala daerah itu dinilai dari visi, misi, program yang ditawarkan, rekam jejak, integritas, kemampuan dan kompetensinya,” ujar Nasky dalam keterangannya, di Jakarta, Jum’at (3/5/2024).
Dia menegaskan, setiap warga negara Indonesia yang mempunyai integritas dan rekam jejak yang jelas berhak mengabdikan dirinya, di mana pun dia berada, dari suku mana saja sepanjang itu di wilayah negara kesatuan Republik Indonesia dan sepanjang itu tidak menabrak ketentuan yang berlaku,” tegasnya.
Mahasiswa Magister Ilmu Politik Jakarta ini menggambarkan Nikson Nababan sebagai figur pluralisme Sumatera Utara yang sangat toleran kepada semua elemen masyarakat.
Menurutnya, kepemimpinan Nikson Nababan 10 tahun di Tapanuli Utara cukup memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan daerah. Dan Nikson mendapat penerimaan positif dari berbagai tokoh agama. Karena mampu menjaga keberagaman antar umat beragama.
“Nikson dinilai menerapkan prinsip kebebasan, yang tercermin dari kehidupan beragama tanpa tekanan, serta dukungan penuh terhadap pembangunan dan perbaikan rumah ibadah di Tapanuli Utara. Nasky menegaskan bahwa Nikson berhasil mewujudkan Mushola At-Taufik di kompleks RSUD Tarutung, yang mana sudah sejak lama diimpikan oleh masyarakat muslim di Tapanuli Utara,” imbuhnya.
Rekam Jejak Nikson Nababan berhasil menjadikan Tapanuli Utara sebagai miniatur Pancasila.
“Ketika ia memimpin Kabupaten Tapanuli Utara selama dua periode, Nikson Nababan telah membuktikannya, bahwa isu yang dikembangkan tersebut tidak benar melalui kebijakan yang egaliter dan pluralistik, merangkul semua kalangan,” tegas Nasky.
Aktivis HMI ini melihat Sumut itu penduduknya heterogen dan sangat toleran. Artinya, jika sosok Nikson Nababan yang berhasil membangun Tapanuli Utara selama 10 tahun, dengan inovasi dan visinya, tentu itu menjadi prestasi dan kebanggaan bagi Sumatera Utara juga. Sebab, meski yang merasakan kemajuan pembangunan itu masyarakat yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara, tetapi masyarakat di kabupaten, kota lainnya di Provinsi Sumut, bahkan nasional ikut mengakui prestasi dan rekam jejak Nikson Nababan tersebut,” terang nya.
Dia menyebut tidak sependapat jika isu politik identitas akan menjadi ganjalan utama bagi Nikson Nababan jika nanti ikut berkontestasi di Pilgub Sumut 2024. Alasannya, dalam sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara tidak sedikit sosok minoritas yang menjadi pemimpin di tingkat nasional, baik di era Orde Lama, Orde Baru dan era reformasi.
“Masyarakat kita sudah terbiasa hidup dalam perbedaan dan itu dianggap sebagai kekayaan, anugerah, dan keniscahayaan. Siapa saja sangat bisa menjadi pemimpin di Sumut ini sepanjang ia dipercaya rakyat bisa memimpin dan memajukan Sumatera Utara,” tegasnya.
Disebutnya, jika keberhasilan pembangunan yang dilakukan Nikson Nababan dengan berbagi inovasi dan visinya selama memimpin Taput 10 tahun, dieksploitasi maka bisa memunculkan keyakinan masyarakat Sumut kepadanya.
Ia mencontohkan visi dan program kerja Nikson Nababan yang memerdekakan desa, membangun daerah dari pinggiran, meningkatkan performa RSUD Tarutung, Perda Pengakuan dan Perlindungan Hutan Masyarakat Adat, modernisasi pertanian, peningkatan mutu pendidikan dan lainnya adalah sebuah bukti nyata dirinya telah menghadirkan pemerintah di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
“Jika kita cermati, kebijakan yang dijalankan Nikson Nababan sangat pro rakyat atau sangat sejalan dengan konsep nawacita yang digaungkan PDIP. Tentu masyarakat Sumatera Utara lainnya yang bukan penduduk Kabupaten Tapanuli Utara akan merasa tertarik juga dengan sosok serta rekam jejak Nikson Nababan,” paparnya.
Dia tidak memungkiri jika dalam kontestasi Pilgubsu nanti akan selalu muncul isu politik identitas. Namun, ia menegaskan isu tersebut bukanlah datang dari masyarakat tetapi digaungkan oleh elit politik untuk kepentingan tertentu.
Sementara itu, dia menghimbau para elit politik untuk memberikan edukasi politik yang mencerdaskan masyarakat dalam memilih calon pemimpin nya tinggal lihat saja visi, misi, rekam jejak, dan program kerja yang dia tawarkan. Dia juga mengajak masyarakat untuk cerdas dalam memilih, terkhususnya generasi millenial. Dan harapannya ibu Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberikan atensi khusus dan rekomendasi kepada Nikson untuk maju di Pilgubsu 2024,” harapannya.
Untuk diketahui, pandangan dari para tokoh pemuka agama terhadap figur Nikson Nababan.
Seorang Nikson Nababan adalah figur yang sudah jadi perbincangan, tinggal penguatan, kedepan memastikan perahu, saya sangat dinamis berharap orang Batak layak maju, dari segi pemikiran tidak ragu pengalaman kemampuan, keberagaman,” ungkap Tuan Guru Batak (TGB), Syekh Ahmad Sabban El-Ramaniy Rajagukguk.
Alasan simpati terhadap Nikson Nababan bukan semata-mata karena kedekatannya dengan partai politik tertentu, tetapi karena pengakuan akan keberagaman dan kemampuan yang dimilikinya. Masyarakat masih memandang Nikson Nababan sebagai sosok yang dibutuhkan di tengah-tengah dinamika politik yang terus berkembang.
Persatuan Kaum Muslimin (PKM) Kota Tarutung berterima kasih kepada Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan yang meresmikan Musala At-Taufik di Kompleks RSUD Tarutung.
Ketua Umum Gema Santri Nusa, KH. Akhmad Khambali, rekam jejak Nikson Nababan terlihat dengan keberhasilannya memimpin Kabupaten Tapanuli Utara selama 10 tahun. Nikson konsisten menerapkan konsep membangun desa yang maju dan unggul. Nikson juga dipandang berhasil merangkul semua tokoh lintas agama sehingga kerukunan umat beragama tetap terjaga di Tapanuli Utara. Sebab itu, kata Kyai Khambali, sudah selayaknya Nikson mendapat kepercayaan untuk memimpin Sumatera Utara agar jauh lebih beradab dan berkarakter.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tapanuli Utara (Taput), Samsul Pandiangan, melihat sosok kepemimpinan Nikson Nababan adalah salah seorang pemimpin yang visioner. Sejak kepemimpinan Nikson Nababan sebagai Bupati untuk periode pertama masa kerja 2014-2019 sampai masa akhir periode keduanya ini, ide dan gagasannya yang cemerlang dalam membangun sudah dirasakan. Nikson disebutkan bukan kader PDI Perjuangan sembarangan, dan sudah teruji dalam 10 tahun memimpin. Visinya dalam membangunan desa-desa terisolir dapat disambung lewat pembangunan infrastruktur (one belt one road).
Ketua Majelis Ulama Indonesia Tapanuli Utara, Kyai Haji Samsul Pandingan, mengapresiasi kepemimpinan Nikson sebagai orang nomor satu di Tapanuli Utara. Menurut dia, Nikson berhasil menjaga kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Meski umat muslim di Taput hanya sekitar enam persen, tapi kami tidak merasa sebagai minoritas. Kami hidup berdampingan dengan rukun. Nikson selalu mengingatkan pentingnya toleransi di Tapanuli Utara.
Ketua Pengurus Cabang Nahdaltul Ulama Tapanuli Utara, H. M. Nazar Luthfi Tambunan, mengatakan sinergi antara pemerintah dan ulama di Tapanuli Utara sangat hamonis selama Nikson menjabat bupati. Nikson adalah teladan bagi kami dan disukai masyarakat. Beliau sangat menjunjungi tinggi toleransi.
Adapun Ketua Muhammadiyah Tapanuli Utara, Abdul Munir Aritonang, terharu dengan kepemimpinan Nikson. Di ujung jabatan masyarakat muslim diajak berbuka puasa bersama di Sopo Rakyat.