Jakarta – Kebesaran hati calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dalam menerima hasil Pilpres 2024 mendapat apresiasi dari anggota DPD RI dari daerah pemilihan Sumatera Utara, K.H. Muhammad Nuh.
Karena Anies tidak saja memberikan ucapan selamat kepada rivalnya, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sebagai pemenang, tapi juga menghadiri langsung penetapan pasangan itu selaku presiden dan wakil presiden terpilih di KPU, Jakarta, Rabu lalu.
Padahal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak sengketa hasil pilpres masih menyisakan banyak kontroversi. Selain ada banyak catatan yang diberikan MK untuk perbaikan proses demokrasi ke depan, bahkan tiga dari delapan hakim MK melakukan dissenting opinion.
Ketiga hakim ini menilai dalil para pemohon terkait politisasi bansos dan ketidaknetralan aparat misalnya beralasan hukum sehingga mestinya sebagian permohonan dikabulkan dengan menggelar pilpres ulang di beberapa provinsi.
“Ya, itulah demokrasi, yang prosesnya tentu saja banyak catatan. Bahkan kata mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill itu (demokrasi) kan bukan yang terbaik, meskipun dia belum menemukan yang lebih baik lagi. Bahkan beliau mengatakan demokrasi itu built in error,” jelas K.H. Muhammad Nuh dalam keterangan nya di Jakarta, Senin (29/4/2024).

“Jadi sebagai proses, tentu saja kita ikuti dan sebagaimana juga diungkapkan oleh Pak Anies, juga menghormati sebagai sebuah proses dan beliau mengucapkan selamat bertugas kepada Pak Prabowo dan Pak Gibran. Saya pikir itulah realitas kita. Tentu bagi kita, tidak berarti ini semua segala-galanya. Upaya untuk melakukan kebaikan dan perbaikan harus terus dilakukan,” lanjutnya.
Lebih jauh politikus yang juga pendidik dan tokoh agama ini menilai sikap Anies Baswedan yang bersedia menghadiri langsung penetapan pemenang Pilpres 2024 itu merupakan pelajaran berharga bagi semua anak bangsa dalam perjalanan demokrasi Indonesia ke depan.
Apalagi sejak Pilpres 2004 lalu, tidak pernah capres yang kalah menghadiri kegiatan pengesahan presiden dan wakil presiden terpilih.
“Saya pikir ini beliau menunjukkan berjiwa besar dan realistis, tidak akan menghalangi proses selanjutnya. Tapi di saat wilayahnya atau waktunya masih berjuang, beliau berjuang secara sungguh-sungguh,” jelas pengasuh Pesantren Al Uswah dan Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Sumut ini.
“Saya pikir ini masukan yang berarti bagi bangsa kita yang kadang-kadang baperan, emosional. Mudah-mudahan ini sumbangsih beliau untuk kita semua, untuk anak bangsa bahwa dalam berdemokrasi mestinya demikian adanya,” tandas senator yang kembali terpilih pada Pemilu 2024 ini.
Meski begitu, dia mengingatkan kepada masyarakat bahwa ada banyak catatan dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di MK beberapa waktu lalu terkait perbaikan pelaksanaan gelaran pesta demokrasi mendatang.
Presiden terpilih Prabowo Subianto tidak perlu membentuk koalisi besar dengan menggandeng partai-partai politik yang menjadi rivalnya pada Pilpres 2024. Prabowo tidak perlu takut dengan keberadaan partai oposisi kalau menjalankan pemerintahan dengan baik.
Apalagi sebenarnya, berbeda dengan parlementer, sistem pemerintahan presidensial yang dianut Indonesia tidak mengenal koalisi-oposisi. Dalam sistem presidensialisme, keberadaan presiden sangat kuat tidak tergantung perimbangan kekuatan partai di parlemen.
“Tetapi siapapun yang memimpin, kita tetap berharap negeri ini dikelola secara sungguh-sungguh. Dan kita akan tetap melakukan fungsi-fungsi yang paling mungkin kita lakukan, insya Allah,” kata Muhammad Nuh.
Sebelumnya, Anies yang kompak datang bersama pasangannya, Muhaimin Iskandar, mengungkapkan alasan menghadiri penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Anies menyebut kehadirannya merupakan upaya menghargai proses bernegara hingga tuntas.
Sebagaimana ramai diberitakan, Prabowo dinilai sedang membentuk koalisi besar dengan berupaya menggandeng partai-partai pendukung dua rivalnya, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.