JAKARTA – Peluncuran buku mengenai ibu Kota Negara Nusantara, dinilai cukup relevan ditengah ramainya pemelesetan informasi tentang Ibu Kota Negara. Hal ini diutarakan, Andrinof A Chaniago saat acara Launcing buku bertema : “9 Alasan dan 8 Harapan Memindahkan Ibu Kota yang di tulis oleh Andrinof A Chaniago dan M Jehansyah Siregar di Auditorium, Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (14/8)
“Perlu dengan data yang valid untuk menjelaskan secara logis dan obyektif kenapa perlu memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur. Buku ini, tentu bekal menjadi bahan banyak untuk meluncur isu, yang ditanggapi berbagai media,meluruskan secara ilmiah dan obyektif.”Katanya.
Andrinof Mengakui selama proses pemindahan ibukota ke IKN, tentu banyak kritik, rumor, dan isu sisi lain. Tujuan pemindahan ibukota dibahas public secara berlebihan malah membuat IKN makin melebar atau cenderung melenceng ke hal tertentu.
Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangungan Nasional Bambang Brodjonegoro mengungkapkan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) dilakukan secara teratur, Bambang mengatakan bahwa pembangunan IKN dilakukan dengan konsep yang terencana secara baik dan tidak hanya sekedar menjadi kota besar, serta kemudian jangan sampai mengarah untuk menjadi pengganti atau menjadi Jakarta kedua.
Karena memang Jakarta sudah keburu besar, dan itu bukan salah gubernurnya tapi karena memang dari awal perkembangan Jakarta itu jauh lebih cepat dari pada kemampuan infrastrukturnya “ Ujar Bambang.
Berdasarkan Lampiran UU No. 3 Tahun 2022 tentang Rencana Induk IKN, Ibu Kota Nusantara yang selanjutnya disebut IKN mempunyai fungsii sentral dan menjadi simbol suatu negara untuk menunjukkan jati diri bangsa dan negara. Oleh karena itu pemindahan dan pengembangan ibu kota yang perlu didasarkan pada perkembangan prinsip pembangunan kota yang matang serta kebutuhan dan visi jangka panjang suatu bangsa. Paradigma perencanaan dan prinsip pengembangan IKN disusun menjadi pertimbangan di lokasi yang baru.
Indonesia telah menetapkan sasaran untuk masuk ke jajaran lima besar perekonomian terkuat di dunia dan memiliki pendapatan per kapita negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045. Sasaran itu di bangun di atas empat pilar utama Visi Indonesia 2045, yaitu pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintah, Pemindahan Ibu Kota Negara dilakukan sebagai salah satu strategi untuk merealisasikan target ekonomi indonesia 2045, yaitu pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan merata melalui akselerasi pembangunan kawasan Timur Indonesia.