KoranNusantara.id–Medan, Ratusan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar aksi protes menuntut penurunan biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal) Rabu 8/5/2024, Mereka mendesak agar Rektor USU, Muryanto Amin, menurunkan UKT yang dinilai tidak sesuai dengan kondisi ekonomi mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga menyerukan pengunduran diri Rektor Muryanto Amin dari jabatannya.
Jonathan Tumanggor, selaku Ketua Divisi Kajian dan Aksi Strategis BEM FISIP, mengekspresikan ketidakpuasan mahasiswa terhadap jawaban yang diberikan oleh Wakil Rektor. Ia menyatakan bahwa jawaban tersebut tidak masuk akal dan tidak mencerminkan inti dari tuntutan yang diajukan oleh mahasiswa. Jonathan juga mengkritik kurangnya transparansi dalam kenaikan UKT serta ketidaksesuaian dengan kondisi ekonomi keluarga.
Menurut Jonathan, kenaikan biaya UKT seharusnya didasarkan pada kebutuhan riil yang jelas, dengan pertimbangan yang transparan. Ia juga mencatat bahwa meskipun telah terjadi kenaikan UKT selama dua tahun terakhir, fasilitas dan layanan pendidikan di USU belum mengalami peningkatan yang memadai. Jonathan menyatakan kekecewaannya terhadap Rektor karena ketidakhadirannya dalam menghadapi tuntutan mahasiswa.
Aksi protes ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap pendidikan yang terjangkau dan berkualitas. Mahasiswa dengan tegas menuntut penurunan UKT agar pendidikan dapat diakses oleh semua kalangan tanpa hambatan finansial yang berlebihan, serta perbaikan fasilitas dan kualitas pendidikan yang sebanding dengan biaya yang dibayarkan.
Hingga saat ini, pihak kampus dan Rektor USU belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan mahasiswa ini. Aksi protes ini telah menarik perhatian publik dan menjadi sorotan dalam masyarakat, mencerminkan semangat dan keberanian mahasiswa dalam memperjuangkan hak-hak mereka.