Korannusantara.id, Jakarta – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis temuan terbarunya, terkait tingkat kepercayaan publik atas kinerja lembaga-lembaga negara. Hasilnya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) masuk peringkat pertama disusul Presiden dan Kejaksaan Agung.
“Responden yang sangat percaya terhadap TNI 23,9% dan 61,8% menyatalan cukup percaya kepada TNI. Urutan kedua, Presiden. Sebanyak 17,3% responden mengaku samgat percaya kepada presiden dan 65,4% menjawab cukup percaya kepada presiden. Urutan ketiga, adalah Kejaksaan Agung dimana 13,1% mengatakan sangat percaya dan 62,9% mengatakan cukup percaya,” kata Founder dan Peneliti Utama, Burhanuddin Muhtadi dalam keterangannya, pada Rabu (28/5/2025).
Sementara itu, lanjut Burhanuddin, untuk urutan tiga lembaga paling buncit dihuni oleh KPK, Polri, DPR dan Partai Politik.
“Partai politik menempati urutan paling bawah, hanya 7,4% responden yang mengaku sangat percaya dan 58,2% menyatakan cukup percaya. Kemudian DPR, 7,7% responden menjawab sangat percaya dan 63,3% mengaku cukup percaya. Lalu Polri, sebanyak 13,3% responden menyatakan sangat percaya dan 58,9 mengaku cukup percaya. Terakhir KPK, dimana 12,7% responden menjawab sangat percaya dan 59,9% menjawab cukup percaya,” tutur Burhanuddin.
Atas temuan ini, Burhanuddin mejelaskan, tingginya tingkat kepercayaan terhadap para lembaga tersebut menunjukkan sebuah public trust dan bukan approval rate. Artinya, hasil dari survei ini bukan kinerja orang per orang tapi insitusinya.
“Kita tanya dalam literatur, trust ini elemen penting dalam demokrasi sebab kalau misalnya masyarakat tidak percaya dengan lembaga negara itu akan menyulitkan buat lembaga negara untuk menyelenggarakan kebijakan,” jelas Burhanuddin.
Oleh karena itu, Burhanuddin mewanti terjadap DPR atau partai politik memiliki tugas yang berat karena berada di urutan paling rendah.
“Public trust terhadap institusi demokrasi seperti DPR dan partai politik jangankan mereka melakukan tindakan atau kebijakan yang salah, kebijakan yang benar pun akan dicurigai oleh publik karena trust rendah,” tutupnya. (red)