Korannusantara.id, Jakarta – Presiden RI, Prabowo Subianto menyoroti praktik tantiem di jajaran direksi dan komisaris BUMN yang dinilainya tidak sebanding dengan kinerja perusahaan. Hal ini disampaikan dalam pidato RAPBN 2026 dan Nota Keuangan di Gedung MPR-DPR, Jumat (15/8/2025).
“Saudara-saudara, masa ada komisaris yang rapat sebulan sekali, tantiem Rp.40 miliar setahun,” ujar Presiden Prabowo, disambut tepuk tangan dan sorak sorai anggota DPR RI yang hadir, dikutip Sabtu (16/8/2025).
Prabowo menegaskan, dirinya telah memerintahkan agar direksi tidak menerima tantiem jika perusahaan BUMN mencatatkan kerugian.
“Dan untungnya harus benar-benar untung, jangan untung akal-akalan,” tegasnya.
Presiden juga menambahkan bahwa jika direksi atau komisaris keberatan dengan kebijakan ini, mereka sebaiknya mundur dari jabatannya.
“Kita sudah lama jadi orang Indonesia, dan kalau direksi itu, kalau komisaris itu keberatan, segera berhenti!” ujarnya, disambut standing applause seluruh anggota DPR.
Prabowo menekankan bahwa banyak anak muda siap menggantikan posisi direksi dan komisaris jika mereka tidak bersedia menahan diri dari penerimaan tantiem saat perusahaan merugi. (red)










