Korannusantara.id, Jakarta – Analis politik dan pemerhati sosial, Nasky Putra Tandjung, mengecam keras dan mengkritisi pernyataan Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq baru-baru ini dalam konfrensi persnya terkait persoalan izin usaha pertambangan (IUP) PT Gag Nikel dan data dugaan adanya kerusakan lingkungan di Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Nasky menegaskan, seyogianya Menteri LH sebagai pejabat publik dan pelayan rakyat bersikaplah dengan jiwa kesatria dan bijaksana dalam menyampaikan informasi dan data valid serta mencari solusi terkait persoalan yang ada. Bukan sebaliknya, malah membuat pernyataan yang seakan menyudutkan dan menyalahkan kementerian lain terkait izin usaha pertambangan (IUP) PT Gag Nikel PT. dan dugaan kerusakan lingkungan di Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Pertanyaan nya, kenapa baru sekarang Menteri LH ngotot bersikap, setelah viral baru beraksi, selama ini kemana saja Bapak Menteri LH?
Menurutnya, sebagai pembantu Presiden tak baik saling menyalahkan satu sama lain dapat dianggap sebagai pelanggaran kode etik. Saling menyalahkan dapat merusak citra pemerintah, lembaga, memicu konflik, dan menghambat pencapaian asta cita Presiden.
“Oleh sebab itu, sesuatu persoalan di tengah-tengah masyarakat selesaikan dengan baik, sikap yang terbuka, dengan komitmen yang tinggi untuk betul-betul mencari solusi jalan keluar dari masalah terkait,” kata Nasky dalam keterangannya kepada wartawan, di Jakarta, pada Senin (9/6/2025).
Lanjut dia, Menteri LH sedang memainkan drama politik untuk mencari simpati publik, dengan mengkambinghitamkan Menteri ESDM. Ini tentu sangat merugikan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kedepannya.
“Oleh karena itu, Ia mendorong seluruh elemen bangsa tidak saling menyalahkan satu sama lain sesama anak bangsa. Kalau ada salah, ya salah semua, kalau benar ya benar kita semua,” tegas Eks PB HMI ini.
Alumni indef school of political economy Jakarta ini mengatakan, dengan semangat sinergi kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil di era demokrasi yang harmonis di Indonesia harus dijaga dan dirawat dengan baik.
“Tidak lupa, Nasky mengingatkan, tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterahkan kehidupan rakyat. Sekaligus, menjaga marwah negara Indonesia dikancah dunia,” ucap Aktivis Pemuda Nasional tersebut.
Selain itu, kata NPT sapaan akrabnya, dalam upaya mendukung dan mewujudkan asta cita Presiden Prabowo Subianto seyogianya seluruh kementerian/lembaga, stake holder, dan elemen masyarakat terus melanjutkan dan memperkuat sinergi kolaborasi dalam kerja-kerja mulia, dedikasi serta berbakti pada NKRI.
“Dengan demikian, Nasky mengutarakan, untuk mewujudkan asta cita Presiden bukan degan kerja perorangan, tapi kerja bersama team work. Jadi sinergi kolaborasi lintas sektor itu menjadi kata kunci agar bersama-sama saling membantu dan bergotong-royong untuk saling melengkapi satu sama lain,” ucap dia.
Dengan semangat sinergi kolaborasi, koordinasi, dan kerja sama team work antar kementerian/lembaga, stake holder dan seluruh elemen masyarakat yang didukung dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa adalah kunci utama penyelenggaraan pemerintahan yang profesional dan berintegritas mendukung dan mewujudkan asta cita Presiden Prabowo dalam mencapai Indonesia Emas 2045.
Disatu sisi, Nasky menyampaikan, sebagai bagian dari elemen masyarakat civil cociety, kami berharap jika ada perbedaan atau persepsi terhadap suatu masalah, selesaikan secara proporsional, dengan berdialog dan bersinergi dan berkoordinasi sesama kementerian terkait.
“Stop membuat pernyataan menjadi bahan saling menyerang, saling nyinyir dan bahkan muncul aneka hoax. Ini bisa menjadi energi negatif yang berbaya bagi persatuan bangsa. Dalam kehidupan demokrasi, perbedaan itu wajar, dan jangan sampai mengganggu stabilitas pemerintahan Presiden Prabowo. Itu bagian dari etika dalam menjalankan roda Pemerintahan di negeri ini,” tandasnya.
Ia menilai, pernyataan tedensius untuk mendiskreditkan siapa pun, termasuk Menteri ESDM. Kegaduhan akibat pembelokan fakta sangat merugikan masyarakat. Hanya kecurigaan dan sesat pikir atau salah tuduh yang akan diperoleh, alih-alih mendapatkan kebenaran serta keadilan.
“Maka karena itu, kami mengajak elemen masyarakat untuk tidak terpancing provokasi dan tetap mengedepankan akal sehat serta fakta yang valid. Namun, ia mengakui kritikan dan saran yang disampaikan elemen masyarakat merupakan suatu hal wajar,” sebutnya.
Diakhir, Nasky mengutip pidato Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto saat dilantik, yakni untuk mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia diperlukan suasana kebersamaan. Selain itu, juga persatuan di tengah pemimpin dan masyarakat Indonesia. Cita-cita besar bangsa Indonesia di antaranya terkait dengan mewujudkan kesejahteraan. Termasuk, kemakmuran rakyat serta menciptakan swasembada pangan dan energi.
“Menurutnya, Pidato Presiden Prabowo tersebut, merupakan cerminan dari kedewasaan berpolitik dan berdemokrasi di Indonesia. Untuk itu, mari sama-sama anak bangsa kita jaga persatuan dan kesatuan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi,” tutupnya. (red)