Korannusantara.id, Jakarta – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI), KH. Muhammad Nuh M.SP mengkritisi program makan bergizi gratis (MBG) yang menyebabkan banyak siswa keracunan makanan.
Menurutnya, kasus keracunan makanan setelah menyantap menu MBG, tidak bisa dianggap sepele meski jumlahnya kecil dibanding jumlah penerima manfaat MBG tersebut.
“Seperti kita ketahui, ada sekitar 200 orang siswa yang keracunan MBG. Meskipun Pak Presiden Prabowo mengatakan, ada sekitar 3,4 juta penerima manfaat yang kalau dibandingkan dengan 200 orang tersebut, jumlahnya belum belum apa apa, Meskipun Pak Prabowo tak mengenyampingkan hal tersebut,” kata Muhammad Nuh saat rapat dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Prof Dr Ir Rachmat Pambudy MS di Senayan, Jakarta, dikutip Jumat (9/5/2025).
Selain itu Senator asal Sumut ini menegaskan, hal ini masalah yang sangat substansial, menyangkut keselamatan anak anak kita.
“Apalagi anak sekolah, pendekatannya tidak bisa kuantitatif, tetapi harus kualitatif. Karena satu siswa saja, kita bisa membuat kebijakan besar terkait keselamatan. Kita ingin ini menjadi perhatian kita semua,” ujar M Nuh.
Oleh sebab itu, Ketua Persatuan Islam (Persis) Sumatera Utara ini, juga menyoroti soal kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak nyambung.
“Seringkali kajian-kajian kita di atas kertas tidak nyambung dengan realitas yang ada, sehingga banyak dikritisi, tentu celah tersebut perlu kita perkecil,” ujarnya.
Pada rapat tersebut, Nuh juga mempertanyakan nasib para pekerja outsourcing dan banyaknya korban PHK.
“Padahal, kita ingin masa depan kita lebih cerah, karena kajian kita hari ini membahas masa depan cerah, bukannya masa depan suram. Hal ini harus menjadi perhatian kita bersama. Semoga pertemuan seperti ini akan terus menjadi jembatan bagi kita memperkecil celah antara idealita dengan realita,” tutupnya.
Diketahui, Rapat dengar pendapat ini dihadiri Ketua Komite IV DPD RI Ahmad Nawardi, anggota Komite IV lainnya dan juga dihadiri langsung Menteri PPN Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS beserta tim. (red)