KoranNusantara.id,KEPRI- Menyingkapi perselisihan perencanaan pembongkaran dan pemindahan makam tua di komplek pemakaman Pulau Ranoh, Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Batam, pihak Lurah Pulau Abang sampaikan undangan pertemuan guna musyawarah terbuka bersama masyarakat Pulau Abang.
Agenda ini merupakan upaya menengahi dan mencari solusi atas masalah yang sedang terjadi antara masyarakat Pulau Abang dengan pihak Pengelola Pantai Wisata Pulau Ranoh terkait makam tua di Pulau Ranoh.
Dalam musyawarah ini tampak hadir Lurah Pulau Abang, Camat Galang, Para Ahli Waris makam tua, Tokoh masyarakat dan tokoh agama Pulau Abang dan pihak perwakilan dari Perusahaan Pulau Ranoh.

Salah Seorang Ahli waris dari keluarga Makam Tua di Pulau Ranoh, Karno, mengatakan dirinya sebagai ahli waris menolak dengan tegas dan mengutuk keras perencanaan pembongkaran dan pemindahan makam tua keluarganya.
“Kami mengutuk keras adanya indikasi pemindahan makan lehurur yang ada di Pulau Ranoh, apa dasar pihak pihak ingin memindahkan makam ini, apakah dari pihak perusahaan atau dari pihak yang mengaku sebagai ahli waris itu sendiri?”, Ucap Karno pada Kamis, (27/02/2025).
Pemuda asal Pulau Abang dan sekaligus salah satu pentolan Aliansi Pemuda Melayu (APM) ini, meminta kejelasan dan kepastian dalang dibalik perencanaan pembongkaran dan pemindahan makam tua tersebut.
“Saya meminta penjelasan ini karena masih Rancu. Kalau memang terbukti dari pihak ahli waris yang meminta pemindahan Makam Tua ini, saya minta sebutkan siapa-siapa nama nya, dan kalau memang terbukti dari pihak Ranoh yang ingin pemindahan makan Tua leluhur ini maka dari itu saya Ultimatum pihak Ranoh bahwa saya pastikan akan memimpin Gerakan yang lebih Besar untuk mengambil alih Tanah Ranoh”, tegasnya.
“Kita tidak ingin adanya pertikaian, kesalahan pahaman apalagi pertumpahan darah antar sesama anak bangsa. Tetapi tanah ini dibagikan ke masyarakat guna membangun Rumah dan Kampung kembali di Ranoh seperti Asal muasal Pulau Ranoh yang Tua ini”, lanjutnya.

Karno turut menghimbau masyarakat agar tetap menjaga kekompakan antara sesama warga.
“Kami turut menghimbau dan menyarankan agar masyarakat tetap menjaga kekompakan. Ini tanah kita, makam ini Datuk moyang kita. Dengan segala perjuangan harus tetap kita pertahankan”, ujarnya.
Disisi lain Karno juga meminta kepada Pemerintah Kota Batam untuk dapat meninjau lokasi makam tua Pulau Ranoh.
“Harapan kami kepada Pemerintah Kota Batam untuk segera meninjau makam ini agar dapat dilakukan pembugaran dan dilestarikan sebagai salah satu Cagar budaya yag dilindungi serta dapat menjadi wisata religi di Kota batam khususnya pulau abang”, pungkasnya.
Hingga menjelang siang, musyawarah berlangsung dengan damai tanpa adanya pertingkaian yang berarti. Dengan kesepakatan yang mufakat antar semua pihak, makam tua Pulau Ranoh tetap berada dilokasi yang sama tanpa dilakukan pembongkaran dan pemindahan.
(RED)