Jakarta – Mahasiswa Pencari Keadilan (MPK) Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di Kantor TAIPEI Economic & Trade Office In Indoneisa (TETO Jakarta) dan Kantor Kemenristekdikti pada tanggal 28 Oktober 2024.
Diketahui, aksi unjuk rasa tersebut dilakukan setelah kantor TETO Jakarta menerbitkan visa pelajar hanya untuk 12 Orang dari 17 orang alumni asal kampus Politeknok Negeri Kupang penerima beasiswa luar negeri program INTENSE dari kampus INTENSE di MINGHSIN UNIVERSITY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY dan CHENG SHIU UNIVERSITY Negara Taiwan.
Untuk diketahui, padahal seluruh berkas persyaratan 17 orang tersebut sama artinya sama-sama sudah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Visa Pelajar dari Kantor TETO Jakarta,” kata Jemderal Lapangan, Bung Gudsi dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Selasa (29/10/2024).
Bung Gudsi dalam orasinya menyebutkan bahwa aksi ini adalah bentuk gerakan solidaritas atas perlakuan tidak adil TETO Jakarta terhadap saudara dan saudari kami yang jauh-jauh dari provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kabupaten Kupang ke Jakarta mengeluarkan biaya banyak demi mengejar cita-cita dan harapan orang tua nya untuk melanjutkan studi ke luar negeri.
“Mereka adalah penerimah beasiswa yang sah dan telah resmi menjadi penerima beasiswa program INTENSE sebagai bukti mereka punya berkas yang lengkap untuk memenuhi persyaratan pengurusan Visa Pelajar,” tegasnya saat berorasi.
Disisi lain, Ruslan selaku penerima neasiswa program INTENSE dari MINGHSIN UNIVERSITY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY dan CHENG SHIU UNIVERSITY negara Taiwan yang juga turut hadir pada aksi tersebut dalam orasinya, menyebutkan bahwa beasiswa program INTENSE merupakan beasiswa kerja sama kampus, perusahaan dan pemerintah negara Taiwan.
“Kami dengan 12 orang yang telah diterbitkan visa pelajarnya memiliki berkas yang sama bahkan kami berlima pernah interview dan tidak ada masalah selama interview bahkan 12 orang yang di terbitkan visa pelajarnya hanya 2 yang pernah di interview 10 orang lainnya tidak,” paparnya.
Oleh sebab itu, kami kecewa karena TETO tidak adil dalam pelayanan pengurusan visa seharusnya berlaku adil dalam menerbitkan visa pelajar.
“Nasib kami bagaimana proses perkuliahan di kampus tujuan kami sudah berjalan nama kami pun sudah terdaftar di absen mata kuliah pembelajaran namun kami masih di Jakarta.
Sementara itu, kami juga seharusnya mendapat atensi dari pemerintah Indonesia walaupun Indonesia belum menjalin hubungan diplomasi dengan negara Taiwan.
“Kami ini mahasiswa berprestasi kami telah menunjukan kualitas kami sebagai mahasiswa Indonesia layak kuliah di luar negeri,” terangnya.
Lanjut lagi, Bung Gudsi, menuturkan dalam orasinya dengan tidak adanya hubungan diplomasi antara Indonesia dengan negara Taiwan dan besarnya tawaran melanjutkan studi dimana negara Taiwan merupakan megara industri maka terkhusus mahasiswa jurusan teknik (IT) Indonesia menjadikan Taiwan sebagai negara target untuk studi luar negeri akan di manfaatkan oleh para mafia beasiswa dan mafia pengurusan bisa pelajar dan tentunya mahasiswa Indonesia menjadi korban.
Oleh karenanya, diantara kejadian yang mendasari dugaan tersebut ialah sebelumnya pada beasiswa program lainnya dari Negara Taiwan terdapat 25 orang yang terbukti lulus beasiswa namun TETO hanya menerbitkan 7 orang Visa Pelajar 19 orang lainnya hanya bisa meratapi nasibnya di Jakarta sebagai orang yang rugi waktu dan biaya, pada program beasiswa lainnya terdapat 100 orang lulus beasiswa ke Taiwan namun lagi-lagi TETO Jakarta hanya menerbitkan Visa untuk 5 orang saja,” ujarnya.
Oleh sebab itu, kami menuntut Kantor TETO Jakarta dan memohon atensi dari pemerintah Indonesia dengan tuntutan sebagai berikut:
Pertama, kami meminta trasparansi kepala kantor TAIPEI Economic & Trade Office In Indoneisa (TETO) Bapak JOHN C. CHEN (陳忠正) terkait pengurusan visa pelajar.
Kedua, kami mendesak Kepala kantor TAIPEI Economic & Trade Office In Indoneisa (TETO) Bapak JOHN C. CHEN (陳忠正) sebab perlakuan tidak adil terhadap 5 penerima beasiswa program INTENSE agar segerah menerbitkan visa pelajarnya.
Ketiga, kami meminta lepala kantor TAIPEI Economic & Trade Office In Indoneisa (TETO) Bapak JOHN C. CHEN (陳忠正) untuk mengevaluasi kantor TETO Surabaya atas permintaannya menaikkan level sertifikat bahasa terhadap 5 orang penerimah beasiswa program INTENSE yang di duga menyimpang maksud menyulidkan dengan memberikan persyaratan yang bukan menjadi wewenangnya.
Keempat, kami mendesak kementerian pendidikan mengutuk perbuatan kantor TAIPEI Economic & Trade Office In Indoneisa (TETO) terhadap 5 orang Mahasiswa terbaik Nusa Tenggara Timur yang terancam tidak bisa mengikuti beasiswa program INTENSE di Taiwan.
Kelima, kami mendesak Kementerian Pendidikan membentuk tim pendamping untuk 5 orang mahasiswa terbaik Nusa Tenggara Timur asal kampus Politeknik Negeri Kupang penerima beasiswa program INTENSE sampai ke kampus tujuan di Negara Taiwan.
Dan terakhir jika dalam 3 x 24 jam TETO tak mengindahkan tuntutan kami, maka kami akan melakukan konsolidasi untuk menggelar aksi dengan jumlah yang lebih banyak untuk kami pusatkan terhadap pemerintah dalam negeri Indonesia.