Medan. Ketua Pimpinan Wilayah Al Washliyah Sumut, Ustaz Dr. H. Dedi Iskandar Batubara, menerima kunjungan mantan Bupati Tapanuli Utara dua periode, Nikson Nababan di kediamannya, di Medan, Minggu (5/5/2024).

Dedi Iskandar, peraih suara terbanyak DPD RI asal Sumut, yakni sebanyak 1.081.487 suara itu, mengapresiasi kepemimpinan Nikson Nababan selama 10 tahun di Taput.
“Saya senang atas atensi Nikson Nababan karena sejarah lahirnya Bandara Udara Silangit sebagai contoh ketika beliau menjadi Bupati Tapanuli Utara, dan itukan membuka akses di luar Kualanamu, Pinangsori dan mungkin bandara-bandara kecil lainnya,” ujar Dedi.
Menurut Dedi Iskandar, hadirnya Bandara Silangit memberi dampak positif terhadap pembangunan di wilayah Tapanuli Utara. “Dan saya kira itu sebagai kepala daerah yang memimpin dua periode, tentu beliau punya catatan yang cukup baik kerjanya,” kata Dedi.
“Saya secara pribadi ya bisalah memberikan apresiasi capaian-capaian yang sudah diraih Nikson Nababan menjadi kepala daerah,” sambung Dedi Iskandar.
Ditanya wartawan soal rencana Nikson ikut maju di Pilgub Sumut 2024, Dedi Iskandar mengatakan semua warga negara punya hak dipilih dan memilih, serta punya kesempatan untuk dicalonkan dan mencalonkan diri.
“Semua punya hak saya kira di pemilihan umum kepala daerah, baik pejabat eksekutif maupun legislatif, apalagi kita akan masuk tahapan pemilihan umum kepala daerah langsung di seluruh Indonesia dan ini baru pertama kali. Saya kira terjadi dalam sejarah Pemilu kita, kepala daerah akan dipilih secara serentak di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Dedi Iskandar lebih lanjut mengatakan, semua tokoh yang mempunyai kompetensi seperti Nikson Nababan, yang punya kemampuan di partai politik pengusung kemudian dilakukan rekomendasi sebagai calon, punya kesempatan mencalonkan diri. “Nah, lorongnya ada dua, yang pertama dari Independen dan dari partai Politik,” ujarnya.
Dedi menyebut, prespektifnya masih luas bahwa semua warga masyarakat Sumut atau yang bukan ber-KTP Sumut boleh maju sebagai gubernur, bupati, wali kota, sepanjang syaratnya terpenuhi.
“Kita butuh pemimpin kepala daerah yang betul-betul menjadi pengayom di masyarakat, harus sayang serta mengingat masyarakatnya dan tidak boleh main main, harus punya visi misi dengan komunikasi yang baik,” ujarnya.